edangkan bila lebih cenderung ke arah tipe LL disebut borderline lepromatous . (BL). Bentuk arttatv yang tidak mempunyai obat sakit kepala sebelah kecenderungan ke arah manapun disebut mid borderline , disingkat BL (Ridley dan Jopling, 1966). Lepra tuberkuloid daya resistennya sangat tinggi dan prognosisnya cukup baik, sedangkan bentuk polar yang lain, yaitu lepra lepromatosa daya rosistennya sangat rendah dan prognosisnya kurang baik (Kirchheimer, 1974). Di luar spektrum penyakit yang telah disebut di atas terdapat bentuk penyakit lepra yang paling dini dan disebut dengan istilah indeterminate (WHO, 1973). Agaknya bentuk ini merupakan suatu tingkat yang pada umumnya diliwati oleh para penderita sebelum tampak manifestasi penyakit lepra yahg khas, yaitu tipe tuberkuloid, lepromatosa atau boerderline .
Sistem imunologik tubuh
Tubuh manusia dapat mengadakan respons imunitas terhadap stimulasi antigen asing dengan cara dua jalan, yang masing-masing mempunyai dasar dan mekanismus yang sangat berbeda. Hasil akhir dari pada masing-masing jalan itu ialah timbulnya suatu faktor yang nantinya akan berinteraksi dengan antigen tersebut secara spesifik, yang akhirnya menuju suatu proses melenyapkan antigen itu dari dalam tubuh atau proses induksi reaksi perdagangan (Roitt, l97l).
Pada respons imunitas yang pertama faktor yang dapat bereaksi dengan antigen ialah suatu protein serum, yang disebut imunoglobulin (Ig) dan mempunyai aktivitas zat anti. Walaupun zat anti ini dihasilkan oleh sel limfosit dan/atau sel plasma, namun sistem imunitas ini lazim disebut imunitas humoral imunoglobulin yang menentukan ini berada di dalam darah (Roitt, 1971). Sebaliknya pada respons imunitas yang kedua faktor yang bereaksi dengan antigen secara spesifik itu ialah sekumpulan sel-sel tertentu, yang disebut sel limfosit sensitif spesifik. Karena dalam proses imunitas ini yang memegang peranan terutama sel-sel, maka sistem ini lazim disebut imunitas seluler (David, 1973)
Sel timfosit daripada kqdua sistem imunitas ini berasal dari sumber yang sama yaitu sumsum tulang, akan tetapi dalam perkembangannya dipengaruhi oleh faktor-faktor yang sangat berbeda. Pada imunitas humoral, maka pr<ises perkembangan dan diferensiasi daripada sel limfosit pada jenis burung, dipengaruhi oleh bursa Fabricius, akan tetapi pada jenis mamalia oi.tr;gut associated f,mptroi-A tissue , disingkat GALT (Bellanti, l9?1).
Sistem imunologik tubuh
Tubuh manusia dapat mengadakan respons imunitas terhadap stimulasi antigen asing dengan cara dua jalan, yang masing-masing mempunyai dasar dan mekanismus yang sangat berbeda. Hasil akhir dari pada masing-masing jalan itu ialah timbulnya suatu faktor yang nantinya akan berinteraksi dengan antigen tersebut secara spesifik, yang akhirnya menuju suatu proses melenyapkan antigen itu dari dalam tubuh atau proses induksi reaksi perdagangan (Roitt, l97l).
Pada respons imunitas yang pertama faktor yang dapat bereaksi dengan antigen ialah suatu protein serum, yang disebut imunoglobulin (Ig) dan mempunyai aktivitas zat anti. Walaupun zat anti ini dihasilkan oleh sel limfosit dan/atau sel plasma, namun sistem imunitas ini lazim disebut imunitas humoral imunoglobulin yang menentukan ini berada di dalam darah (Roitt, 1971). Sebaliknya pada respons imunitas yang kedua faktor yang bereaksi dengan antigen secara spesifik itu ialah sekumpulan sel-sel tertentu, yang disebut sel limfosit sensitif spesifik. Karena dalam proses imunitas ini yang memegang peranan terutama sel-sel, maka sistem ini lazim disebut imunitas seluler (David, 1973)
Sel timfosit daripada kqdua sistem imunitas ini berasal dari sumber yang sama yaitu sumsum tulang, akan tetapi dalam perkembangannya dipengaruhi oleh faktor-faktor yang sangat berbeda. Pada imunitas humoral, maka pr<ises perkembangan dan diferensiasi daripada sel limfosit pada jenis burung, dipengaruhi oleh bursa Fabricius, akan tetapi pada jenis mamalia oi.tr;gut associated f,mptroi-A tissue , disingkat GALT (Bellanti, l9?1).